Simpatika, emis, sibos pintar, aplikasi raport digital, gis, sim sarpras dan masi banyak lagi aplikasi-aplikasi yang harus dikerjakan oleh operator madrasah.
Sebenarnya dari semua aplikasi itu tujuannya untuk apa ? Karena banyak sekali oprator bertanya-tanya dikarenakan dari sekian banyak aplikasi tersebit di atas intinya hanya satu dua yang dikerjakannya hampir sama datanya, seperti data siswa, data guru dan data sarana.
Kemenag tolong jangan banyak aplikasi karena operator bukan mesin dan juga bukan akuntan yang mencatat dan mengingat-ingat login dan passwordnya. Setiap hari operator membawa catatan-catatan hasil kerjaannya sampai dimana dan apa sajakah data yang harus di lengkapi dan di sediakan dalam mengerjakan salah satu aplikasi tersebut.
Operator adalah tulang punggung madrasah karena segala sesuatu dan hal yang berkaitan dengan kondisi madrasah, data siswa bahkan guru juga operator mengetahui bahkan hafal. Adapun banyak kepala sekolah yang tidak tahu data sekolah itu seperti apa yang di laporkan dan harus diisi, jadi tidak sedikit kepala madrasah yang di tanya tentang profil dan kondisi sekolah tidak bisa menjaeab. Guru juga yang seharusnya datanya di pegang dan di validasi sendiri tidak jarang di bebankan oleh operator madrasah.
Tunjangan oh tunjangan untuk opetator tidak ada padahal pekerjaan operator itu lebih berat dari pada pekerjaan guru. Coba saja bayangkan guru hanya bekerja sesuai jam yang ada di sekolah saja dan sisanya untuk bersama keluarga dan istirahat tetapi operator tidak ada waktu untuk berlibur dengan keluarga dan istirahat bahkan siang malam pagi petang operator bergelut dengan komputer dan mencari data-data yang harus ada untuk dimasukkan kedalam aplikasi.
Mungkinkah dengan kerjaan yang berat ini kemenag pusat hanya memberikan tunjangan untuk guru saja dan operator di abaikan. Ingat data tidak akan berjalan apabila operator juga tidak bekerja.
No comments:
Post a Comment